10 Dosa dari Film "King Suleiman"

Ditulis Oleh




Halo Semua Kali ini ane bakal sajikan sebuah Fakta yang sangat menarik

Bagi yang suka sama Film King Suleiman yang tayang di salah Satu stasiun TV swasta di Indonesia ini ternyata banyak mengalami kecaman baik dari negara indonesia bahkan di negara asalnya juga di kecam.

Mengapa seperti itu mari kita simak beberapa Kesalahan atau kita bisa sebut DOSA dari FILM King Suleiman

  • Tidak sesuai fakta sejarah
‘Dosa’ terbesar film King Suleiman adalah mengisahkan Sultan Sulaiman Al Qanuni, tetapi memasukkan banyak unsur fiktif yang bertolak belakang dari sejarah. Hal ini pula yang membuat Erdogan mengecam film tersebut ketika ditayangkan di Turki akhir 2012 lalu.
  • Mengadopsi novel The Sultan’s Harem
Alih-alih mengambil cerita dari buku sejarah, cerita dalam film King Suleiman justru mirip dengan novel berjudul The Sultan’s Harem karya Colin Falconer. Bahkan di Timur Tengah, film ini juga diberi judul yang maknanya sama.

Tentu saja, novel itu bukanlah buku sejarah. Banyak cerita fiksi yang dimasukkan, bahkan cenderung mendominasi. Seperti judulnya, porsi terbesar cerita dalam novel itu adalah harem (para wanita yang dihimpun dan dipercantik untuk disajikan di ranjang raja) dengan segala kencatikan-keseksian dan intriknya. Itu pula yang dihadirkan dalam film King Suleiman.
  • Wanita-wanita tak menutup aurat
Film King Suleiman menampilkan wanita-wanita di istana Daulah Utsmaniyah, baik harem maupun istri Sultan, sebagai sosok yang tidak berjilbab dan berpakaian seksi. Bisa jadi pembuat film mengambil model masyarakat sekuler Turki pasca Mustafa Kemal. Padahal, pada zaman Sultan Sulaiman Al Qanuni, Daulah Ustmaniyah menerapkan undang-undang dari syariat Islam yang tentu saja mewajibkan perempuan muslimah berjilbab. Apalagi istri Sultan. Sebab beliau digelari Al Qanuni karena penerapan undang-undang berbasis syariat Islam tersebut.
  • Tarian erotis di depan Sultan
Dalam film King Suleiman, bahkan sejak episode perdana, digambarkan Sultan disuguhi tarian-tarian erotis di depan matanya. Hal ini sangat bertolak belakang dengan pribadi Sultan dalam sejarah Daulah Utsmaniyah. Bahkan, jika tidak disensor, film tersebut juga menampilkan adegan ‘ranjang’.
  • Sultan yang angkuh
Di film King Suleiman, Sultan Sulaiman Al Qanuni digambarkan sebagai sosok yang angkuh. Padahal, dari buku-buku sejarah Islam, Sultan Sulaiman Al Qanuni adalah sosok yang bijak dalam mengambil keputusan. Karenanya ia menjadi salah seorang pemimpin Daulah Utsmaniyah yang paling disegani.
  • Sultan suka berganti-ganti pasangan
Dalam film ini, Sultan juga digambarkan sebagai pria yang suka berganti-ganti pasangan. Bahkan dalam novelnya, Sultan bisa memilih siapa saja harem yang akan menemaninya di ranjang.
  • Penyesatan informasi
Meskipun ada yang membela film tersebut hanya sebuah hiburan, nyatanya film mampu membentuk persepsi jutaan penonton terhadap kisah yang difilmkan. Dengan cerita yang tidak sesuai sejarah, film tersebut sengaja atau tidak sengaja telah membelokkan sejarah Sultan Sulaiman Al Qanuni dan Daulah Utsmaniyah dalam benak masyarakat.
  • Merusak citra Daulah Islam
Dengan menitikberatkan cerita pada harem dan percintaan yang sebenarnya fiktif, film King Suleiman membuat citra Daulah Islam ternoda. Apalagi, masa Sulaiman Al Qanuni dikenal dalam sejarah Islam sebagai puncak keemasan kekhilafahan Turki dengan berkembangnya dakwah ke tiga benua.
  • Merusak citra pemimpin Islam
Meskipun film ini hanya bercerita soal Sultan Sulaiman, tetapi bisa membentuk persepsi orang-orang awam atau yang belum mengenal Islam dengan baik berkesimpulan bahwa kehidupan pemimpin Islam tak ubahnya seperti gambaran film tersebut. Erat dengan wanita seksi, tarian, dan kebobrokan moral.
  • Merusak citra Islam
Gabungan dari sembilan ‘dosa’ sebelumnya dapat membentuk ghazwul fikri yang cukup dahsyat. Meskipun pada awalnya hanya ‘menyerang’ Sultan Sulaiman Al Qanuni, lalu Daulah Utsmaniyah, pada akhirnya juga mengarah pada citra Islam. Orang-orang awam, terutama non muslim, bis amengambil kesimpulan bahwa Islam adalah seperti apa yang difilmkan. Jika persepsi itu yang muncul, mereka dapat terhalang dari dakwah Islam karena menutup diri berdasarkan informasi awal itu.

Karenanya, tugas dari para ulama dan para dai, jika film seperti ini tetap ditayangkan maka sejarah yang benar tentang Islam harus disebarluaskan lebih massif. Dan akan lebih baik lagi jika dibuat film-film Islami yang sesuai dengan sejarah seperti Ar Risalah dan Omar. 



informasi diatas ane ambil dari berbagai sumber dan menurut ane emang benar film King Suleiman ini tak layak di tonton.

"Film King Sulaiman yang tayang di ANTV, tidak layak tayang, karena memelintir cerita tentang kekhalifahan Ustmaniyah yang di ambil hanya mengenai harta, tahta, wanita, terlalu vulgar,menebar kebencian, penghinaan terhadap ajaran Islam dan penyesatan sejarah Islam. Bahkan di negaranya sendiripun di tutup penayangannya oleh pemerintah."


bagi kalian yang ingin mengirim atau memberitahu pihak KPI ( Komisi Penyiaran Indonesia ) agar film ini segera di berhentikan silahkan Kunjungi link berikut :

http://www.kpi.go.id/index.php/pengaduan



Blog, Updated at: 22:46

1 comments:

  1. Ada juga yang menghitung berapa besar Dosa Film ini...-_-"
    Soal soal gk ada yang tahu..

    Salam kenal..
    http://ken-tang.blogspot.com

    ReplyDelete

Jika ingin berkomentar perhatikan peraturan komentar di Blog ini adalah sebagai berikut :
1. Komentar yang berbau SARA,PORNOGRAFI,PELECEHAN,dan KEKERASAN akan saya hapus!
2. Dilarang menggunakan kata - kata yang tidak sopan! oleh karena itu gunakanlah kata-kata yang sopan
3.Dilarang melakukan Spam

sekian Dan terimakasih

IBX5A84634C11CF8